Fenomena pornografi deepfake semakin merajalela dan menimbulkan kekhawatiran serius di berbagai sektor, termasuk militer. Terbaru, militer Korsel (Korea Selatan) mengambil langkah tegas dengan memblokir foto dan konten terkait deepfake di lingkungan internal mereka. Tindakan ini diambil sebagai respons terhadap potensi ancaman keamanan dan penyalahgunaan teknologi yang semakin canggih ini.
Pornografi deepfake adalah jenis konten pornografi yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi video atau gambar, sehingga wajah seseorang dapat ditimpa (face-swapped) ke tubuh orang lain dalam adegan dewasa. Konten semacam ini seringkali dibuat tanpa persetujuan orang yang wajahnya digunakan, menimbulkan masalah etika, privasi, dan bahkan hukum yang serius.
Meralelanya pornografi deepfake menjadi perhatian militer Korsel karena beberapa alasan. Pertama, potensi penyalahgunaan gambar personel militer dalam konten deepfake dapat merusak reputasi individu dan institusi. Kedua, adanya risiko penyebaran konten palsu yang dapat digunakan untuk tujuan disinformasi atau pemerasan. Ketiga, kekhawatiran akan dampak psikologis yang ditimbulkan pada korban yang wajahnya disalahgunakan.
Langkah militer Korsel untuk memblokir foto dan konten deepfake di jaringan internal mereka merupakan upaya proaktif untuk melindungi personel dan informasi sensitif. Pemblokiran ini kemungkinan melibatkan penggunaan filter dan teknologi deteksi konten yang canggih. Selain itu, langkah ini juga bisa disertai dengan sosialisasi dan edukasi kepada personel militer tentang bahaya dan implikasi pornografi deepfake.
Tindakan militer Korsel ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran global tentang bahaya pornografi deepfake. Banyak negara dan platform media sosial mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penyebaran konten berbahaya ini, termasuk pengembangan teknologi deteksi dan penghapusan, serta penegakan hukum terhadap pembuat dan distributornya.
Meskipun militer Korsel fokus pada lingkungan internal mereka, isu deepfake memerlukan penanganan yang lebih komprehensif di tingkat masyarakat. Edukasi tentang literasi digital, kesadaran akan risiko, dan dukungan bagi korban menjadi kunci dalam memerangi merajalelanya konten manipulatif ini.
Langkah militer Korsel ini menjadi contoh bagaimana institusi serius menghadapi ancaman pornografi yang semakin canggih.
Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca, terimakasih !